Cegah Alergi dengan ASI Eksklusif

0c

Selasa, 28 Juli 2009

JIKA tidak ditangani, alergi akan menghambat proses perkembangan anak. Sebab itu, atasi sejak dini penyakit alergi yang bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif.

Ketua Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI-RSCM, Dr Zakiudin Munasir SpA (K) menuturkan, tidak sedikit orang yang menyepelekan alergi sehingga ketika periksa ke dokter, kondisinya menjadi lebih parah.



"Alergi akan memengaruhi kualitas hidup seseorang, baik pada orang dewasa maupun anak-anak," sebut Zakiudin. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa susu menjadi golongan makanan yang memengaruhi timbulnya alergi. Susu sapi merupakan protein asing utama bagi bayi pada bulan-bulan awal kehidupan yang dapat menimbulkan reaksi alergi pertama. Karena fungsi ususnya belum sempurna, protein susu sapi tidak bisa dipecah dengan sempurna.

"Sekitar 4,1 persen alergi terjadi karena konsumsi susu," ujarnya. Pencegahan bisa dilakukan dengan melakukan eliminasi makanan alergen, yaitu dengan mengganti dengan makanan yang senilai untuk mencegah malanutrisi.

"Umumnya, alergi makanan akan menghilang dalam jangka waktu tertentu, dan pencegahan sejak dini bisa dilakukan dengan pemberian ASI eksklusif," ucap dokter kelahiran Mojokerto, 14 Agustus 1953.

Sedangkan untuk mencegah anak yang lahir dari orang tua yang mengidap alergi bisa dilakukan dengan probiotik. Probiotik adalah bakteri hidup yang memiliki efek menguntungkan untuk menguatkan dan meningkatkan kesehatan flora usus. Probiotik merupakan salah satu cara yang dapat membantu mengurangi risiko alergi.

"Konsumsi probiotik pada ibu hamil dapat meningkatkan daya tahan ibu yang juga akan berpengaruh baik pada janin," ujar dokter lulusan Universitas Indonesia ini. Selain itu, ibu hamil juga harus menghindari pencetus alergi atau alergen saat mengandung. Ibu hamil sebaiknya sadar akan pencetus alergi dan menghindarinya.

Namun, kemungkinan anak mengidap alergi masih dapat terjadi ketika anak lahir. Untuk itu, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih diperlukan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik dan mengurangi terpaparnya risiko alergi dan infeksi.

ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi termasuk hypo allergenik, DHA, dan probiotik. Nilai lebihnya ASI mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi. Namun, ada kondisi ketika seorang ibu tidak dapat memberikan asupan ASI maksimal. Di antaranya karena pembengkakan dan peradangan payudara hingga produksi ASI berkurang. Untuk meningkatkan jumlah probiotik dalam ASI, ibu yang sedang menyusui bisa mengonsumsi yoghurt, tempe, miso, atau buttermilk.

Dikatakan oleh ahli alergi imunologi dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam dari RSCM, Dr Iris Rengganis SpPD, KAI bahwa alergi mempunyai banyak penyebab walaupun lebih besar terjadi karena faktor genetik. Akan tetapi mengatasi dengan mengenal tanda-tanda alergi terlebih dahulu terhadap makanan juga perlu dilakukan orang tua. "Orang tua harus mengenali anak yang alergi terhadap makanan dengan mengenal gejala dan segera tangani dengan membawanya ke dokter," ujarnya.

sumber : okezone

0 komentar:

Posting Komentar